Rabu, 14 April 2010

BERITA DIKUTIP DARI KOMPAS

JAKARTA, KOMPAS.com - Anjungan Kalimantan Tengah berupa rumah panjang atau rumah betang di Taman Mini Indonesia Indah atau TMII Jakarta, minim data dan buku informasi tentang provinsi dan kabupaten di Kalteng.

"Buku tentang profil masing-masing kabupaten di Kalteng tidak lengkap. Mestinya data yang ada di anjungan ini selalu dibarui secara periodik," kata Anis, seorang petugas anjungan Kalteng di TMII Jakarta, Kamis (15/4/2010).

Menurut Anis, semestinya pemerintah daerah dan provinsi memberikan data, misalnya buku-buku tentang potensi daerah dan sejarah masing-masing kabupaten sehingga pengunjung anjungan mengetahui kondisi daerah setempat.

Apalagi, kata dia, angjungan ini banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, sehingga sebelum mengunjungi wilayah Kalteng para turis sudah mendapatkan informasi yang memadai.

"Kami tidak tahu kenapa pemerintah daerah dan provinsi kurang memberikan perhatian terhadap keberadaan anjungan yang merupakan pintu gerbang Kalteng sebelum orang berkunjung ke daerah," kata perempuan berjilbab ini.

Anis mengatakan, selain minimnya informasi, belum semua kabupaten mempunyai ruang berisi miniatur daerah di dalam anjungan Kalteng itu seperti pakaian adat dan benda khas daerah setempat.

Saat ini, katanya, hanya ada enam dari 14 kabupaten dan kota yang memiliki stand (ruangan), yakni Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Kapuas dan Kota Palangkaraya.

Delapan kabupaten yang merupakan kabupaten pemekaran seperti Kabupaten Murung Raya, Barito Timur, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Seruyan, Sukamara dan Lamandau belum memiliki miniatur daerah.

"Rencananya ruangan untuk kabupaten pemekaran itu akan menempati bangunan rumah adat lainnya di sekitar anjungan Kalteng, namun hingga sekarang belum ada realisasinya," jelas Anis.

Anjungan Kalteng di kawasan wisata ini berada di atas lahan seluas satu hektare terdiri atas beberapa bangunan utama digunakan untuk ruang pamer hasil hutan, antara lain damar, karet, rotan, dan akar pasak bumi.

Selain itu hasil kerajinan, antara lain kerajinan dari getah karet, batu kecubung, dan berbagai jenis anyaman, berbagai jenis senjata tradisional seperti mandau, tombak, sumpit, tombak mata tiga, dan sejenis perisai (talawang).

Ada pula alat penangkap ikan (mihing) di Sungai Kahayan Hulu berbentuk rakit yang menurut legenda merupakan alat gaib Sangiang, jika dipasang di darat dapat menghimpun harta benda, sedangkan jika dipasang di air dapat menghimpun ikan.

Bangunan lain sebagai pelengkap, berupa dua pantar sanggaran, dua buah tiang pantar panjang Kamelang Dare yang dianggap sebagai jalan roh untuk naik ke surga, serta sandung, yakni tempat menyimpan tulang manusia yang sudah meninggal dan sudah ditimahkan dengan suatu upacara khusus.

Balai adat berbentuk hampir sama dengan rumah betang, tetapi tak ada biliknya berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai upacara adat, tempat musyawarah antarkeluarga dan antarsuku, tempat hantaran pada upacara tiwah, serta tempat untuk menyimpan peti yang berisi kerangka sebelum dipindahkan ke sandung.

Di Anjungan Kalteng, bangunan ini digunakan untuk tempat pertemuan, tempat pertunjukan seni, serta pameran lukisan tentang pelbagai jenis upacara adat, tarian daerah, dan legenda.

Di seputar anjungan dibangun kolam yang menggambarkan sungai yang di dalamnya ada sepasang perahu yang dinamai Banama Riung Ajung Kangkari Rayang, merupakan kendaraan para roh suci dan dewa-dewa dalam kepercayaan Hindu Kaharingan.

Sebagaimana anjungan lain, Anjungan Kalimantan Tengah menggelar kesenian tradisional dan upacara adat suku Dayak pada hari Minggu dan libur.

1 komentar:

  1. Delapan kabupaten yang merupakan kabupaten pemekaran seperti Kabupaten Murung Raya, Barito Timur, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Seruyan, Sukamara dan Lamandau belum memiliki miniatur daerah. Dan itu sudah delapan tahun lalu!!!

    Artinya???

    BalasHapus