Selasa, 06 Januari 2009

Ayo Naik Sepeda

Pendahuluan Harga minyak yang melambung tinggi dipasar Internasional telah ditanggapi oleh pemerintah SBY dengan kebijakan mencabut subsidi BBM yang praktis menaikan harga jual BBM di SPBU apalagi di pedagang eceran. Harga BBM sudah dinaikkan tapi akses untuk mendapatkannya justru semakin sulit karena harus melewati sistem antrian yang sangat panjang, banyak waktu dan tenaga yang terbuang percuma. Lalu harga-harga barang pokok maupun tidak pokok juga ikut-ikutan naik, sebuah konsekuensi yang logis. Semua orang yang berkepentingan dengan BBM murah juga ikut-ikutan menaikan tensi dan suhu ubun-ubun, mengumpat dan merutuk, ikut-ikutan migrain. Jika pendapatan bulanan tidak ikut-ikutan naik maka dipastikan hidup kita makin susah, daya beli kita semakin lemah. Upaya penghematan akan diambil sebagai pilihan fait accompli, tidak bisa ditolak. Lalu bagaimana dengan urusan keseharian diluar rumah, demi income bulanan,apakah harus dihemat juga gara-gara naiknya harga premium. Tampaknya tidak, sebab kalau itu dihemat berarti hilangnya peluang mendapatkan tambahan income justru disaat kita memerlukan tambahan income untuk mengatasi kenaikan BBM. Jika begitu persoalannya, maka untuk tetap dapat bertransportasi disaat harga BBM menggila dan semakin langka, kita memerlukan alat transportasi alternatif yang murah dan tidak tergantung kepada energi fosil. SEPEDA. Alat transportasi yang tergantung kepada Bio-Energy, energi yang diproduksi oleh tubuh manusia, tubuh kita.
Naik Sepeda? cape deh. Banyak orang membayangkan bahwa naik sepeda yang digenjot oleh tenaga manusia sangat tidak nyaman. Keringat bercucuran. Belum lagi kena debu dan polusi. Apalagi naik sepeda saat matahari berada dititik kulminasinya. Yang menyebabkan ketidaknyamanan tersebut sebenarnya bukanlah pada soal naik sepedanya melainkan muncul dari lingkungan yang melingkupinya. Misalnya keringat bercucuran disebabkan oleh suhu udara dan kelembaban yang tinggi, debu dan polusi dihasilkan oleh besarnya faktor penghasil debu dan kurangnya bahan penyerap debu dan polusi di jalan. Sengat matahari di titik kulminasi menjadi terasa karena tidak adanya material pelindung cahaya matahari di jalan. Sekarang bagaimana kalau dibalik, jika lingkungan yang melingkupi kita kondisikan misalnya suhu dan kelembaban diturunkan, debu dan polusi dijalan di minimalkan, dan pelindung sengat matahari disediakan dijalan, apakah naik sepeda tetap cape?
Naik Sepeda di EropaNaik sepeda di benua ini berarti menggenjot sepeda di daerah non tropis yang ditandai dengan suhu udara dan kelembaban yang rendah. Sebutlah salah satu Negara di benua itu, Belanda. Di negeri Belanda, naik sepeda itu nikmat dan tidak perlu kehilangan gengsi karena justru banyak para eksekutif, wakil rakyat, kalangan birokrat, bahkan Ratu dan Perdana Menteri juga naik sepeda. Kenikmatan menggenjot sepeda di lingkungan berudara sejuk yang membuat badan enggan berkeringat, semakin bertambah dengan minimnya debu dan zat polutan yang direduksi melalui kebijakan pembangunan infrastruktur transportasi dan sarana transportasi masal yang bagus, terbukti efektif mengurangi pemakaian kendaraan bermotor pribadi di jalan. Sementara itu pohon-pohon pelindung dengan tajuk lebar dan rindang ditanam disepanjang tepi jalan melindungi para pengendara sepeda dari sengat matahari di musim panas. Jalur sepeda dibuat khusus dengan cat merah bata pada permukaanya yang mulus, dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas dan dilindungi dengan pembatas terhadap jalur kendaraan bermotor.
Naik Sepeda di Indonesia Naik sepeda di Negara ini berarti menggenjot sepeda di daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara dan kelembaban yang tinggi. Pokoknya panas. Keringat bisa bercucuran dengah heboh membasahi baju. Belum lagi debu dan zat polutan yang membuat muka berasa tebal dan kotor. Habis itu si sepeda mesti berjuang melawan saliban bis, mobil, dan sepeda motor atau bahkan para pejalan kaki yang kadang-kadang nekat melenggang di jalur jalan. Pedagang kaki lima juga suka menggelar dagangan sampai masuk lajur jalan, menghambat trek. Kebijakan yang tidak berpihak kepada sang sepeda menyebabkan sepeda masih belum dianggap sebagai alat transportasi yang seharusnya memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan alat transportasi lainnya. Ayo naik sepeda

1 komentar: